makh
Menu Click to open Menus
TRENDING
Home » Coretan Ketum » Terus Berjuang Menebar Virus Menulis di Komunitas PPIB

Terus Berjuang Menebar Virus Menulis di Komunitas PPIB

(333 Views) January 17, 2022 3:36 am | Published by | Comments Off on Terus Berjuang Menebar Virus Menulis di Komunitas PPIB

Oleh: Deni Kurniawan As’ari | Ketua Umum PP Perkumpulan Pendidik Insan Bangsa (PPIB)

Menulis. Aktivitas yang tak ingin lepas dari hidup dan kehidupan. Nampaknya,  aktivitas ini begitu membuat diri ini merasa nyaman dan memberi makna berharga. Berawal saat duduk di bangku SMP. Begitu suka membaca majalah yang dibeli sang kakek. Saat itu kakek seorang guru SD sudah berlangganan majalah pendidikan. Dari kebiasaan membaca majalah itulah akhirnya memunculkan sebuah mimpi untuk bisa menulis seperti para penulis yang ada di majalah tersebut. Keinginan terpendam itu terus terpatri. Lama dan terjaga. Akhirnya sampai suatu hari saat sudah menjadi mahasiswa UPI menemukan komunitas yang lebih banyak berkecimpung di dunia penulisan.

Tulisan pertama berupa sebuah surat pembaca yang dimuat di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Jawa Barat. Surat yang ditujukan kepada Rektor UPI saat itu, terkait dengan berbagai masalah dan kebijakan. Saya memberi masukan bahkan kritikan pada Rektor. Saat mengetahui tulisan dimuat betapa senangnya saat itu—walau hanya surat pembaca. Tulisan itu saya tunjukkan pada ayah tercinta di kampung dan beliau memberi apresiasi. Bangga katanya.  Begitu pula beberapa dosen memberi penghargaan yang membuat saya semakin menggelora  saja hasrat untuk menulis.

Itulah sekelumnit kenangan terkait menulis. Saya tuliskan disini sebagai upaya untuk kembali menghadirkan mimpi yang bersemayam.

Ngeblog dan Menulis

Di penghujung tahun 2008 saya mengenal blog. Saat itu yang booming adalah blogspot.com. Pertemuan saya dengan blog inilah yang kemudian menjadi sarana untuk terus menjaga komitmen menuis. Melalui blog pribadi saya menuliskan banyak hal. Mulai curhat, puisi, tokoh, pendidikan termasuk dunia sekolah. Blog menjadi teman setia dalam menuangkan ide gagasan yang bligsatan di kepala. Pada awalnya hamper setiap saya menulis di blog. Berbagai tulisan yang apa saja diposting di blog. Lucunya blog ini menjadi semacam diary. Saya yang menulis. Saya juga yang membacanta. Sampai akhirnnya blog terindkeg google dan dari waktu ke waktu ada pengunjung yang ikut membaca.  Akhirnya setelah dua tahun menggunakan blogspot yang gratis saya putuskan unntuk memiliki blog pribadi dengan sewa domain dan hosting atau berbayar. Sampai saat ini Alhamdulillah masih ada. Salah satu tulisan di blog telah dibaca sebanyak 320 ribu lebih.

Menjadi Kontributor di Wikipedia

Setelah melalui blog, tertantang untuk menulis di Wikipedia. Seperti yang kita keahui bahwa penulis Wikipedia itu bebas. Siapa saja. Boleh menulis. Prinsipnya jika menulis di Wikipedia maka harus siap disunting atau diedit oleh pihak lain.

Hampir dua tahun sempat aktif menjadi kontibutor Wikipedia. Fokus yang jadi garapan adalah seputar tokoh dan organisasi pendidikan. Tak kurang dari 15 tokoh pendidikan ditulis profilnya di Wikipedia. Ada sebuah kebahagiaan  tersendiri ketika bisa berkontribusi di Wikipedia. Sempat menjadi penulis tetap yang memiliki akses untuk memposting dan langsung ditayangkan sekaligus editingnya. Salah satu tokoh yang sempat ditulis adalah profil Prof Karim Suryadi.  Dosen sendiri saat kuliah di UPI yang saat ini menjadi pengamat komunikasi politik yang sering nongkrong di berbagai media televisi. Sosok inilah yang turut menginspirasi saya dalam kepenulisan. Ia begitu  produktif menulis sehingga wajar saat ini menjadi kolomnis tetap di Harian Umum Pikiran Rakyat.

Menulis dan komunitas

Sampai saat ini karya tulis yang dihasikan belum banyak. Sebagian ada berupa artikel di majalah, surat kabar, dan berupa buku. Buku yang pertama kali terbit yaitu Kamus istilah kewarganegaraan yang diterbitkan oleh CV Yrama Widya Bandung. Alhamdulillah buku pertama ini memberikan sedikit banyak penghasilan tambahan berupa royalty. Kelahiran buku pertama ini juga menjadi motivasi untuk terus menulis buku.

Komitmen menulis ini ingin terus dirawat dan salah satu upayanya mengikuti komunitas penulisan. Di penghujung tahun 2005 ikut terlibat di komunitas Agupena. Sebuah wadah bagi para guru yang berminat di bidang penulisan. Saat itu Agupena dipimpin (Alm.) Achjar Chalill.   Pernah menjadi Ketua Agupena di Provinsi Jawa Tengah. Kemudian tahun 2010 diminta jadi Sekjen Agupena pusat mendampingi Naijan yang menggantikan ketua sebelumnya. Selama di Agupena tak begitu banyak karya yang dihasilkan. Kegiatan lebih pada sharing dan kegiatan yang sifatnya organisasi,

Selepas dari Agupena, bersama para guru madrasah menggagas sebuah wadah yang disebut dengan Agumapi atau Asosiasi Guru Madrasah Penulis Indonesia dan sempat menjadi Sekjen Agumapi. Di wadah ini tak begitu lama untuk selanjutnya non-aktif karena ada prioritas lain saat itu.

Saat ini saya memimpin sebuah wadah  dengan nama Perkumpulan Pendidik Insan Bangsa (PPIB). Wadah ini beranggotakan pendidik Indonesia. Misi awal PPIB untuk mengajak guru berkegiatan dan meningkatkan kemampuan menulis.

Di komunitas PPIB terus berupaya untuk menebar virus menulis. Penerbitan website PPIB dan penulisan buku antologi menjadi salah satu program yang dilakukan. Tak mudah. Semua butuh proses dan perjuangan. Sebagian besar pengurus dan anggota masih belum familiar dengan menulis. Sebagian kecil begitu antusias dan apresiatif. Setahun PPIB berdiri, dua buku antologi ber-ISBN alhamdulillah berhasil ditelorkan. Ditargetkan dalam setahun terbit dua buah buku antologi. Selain itu ke depan PPIB ingin menerbitkan jurnal yang diperuntukkan bagi para guru  yang lebih senang menulis karya ilmiah, tabloid pendidikan menjadi salah satu media yang saat ini masih rencana. Semoga terealisasi.

Beberapa kali mengadakan lomba menulis untuk merangsang dan memotivasi para anggota menulis. Sambutannya belum sesuai harapan. Namun, program ini akan terus dilakukan. PPIB berkomitmen untuk menjadi salah satu wadah yang turut serta dalam menebar virus kepenulisan di kalangan pendidik Indonesia.

Teru bergerak, pantang surut ke belakang.

Comment Closed: Terus Berjuang Menebar Virus Menulis di Komunitas PPIB

Sorry, comment are closed for this post.