makh
Menu Click to open Menus
TRENDING
Home » Essay » Trik Lejitkan Motivasi di Era Pandemi

Trik Lejitkan Motivasi di Era Pandemi

(324 Views) January 2, 2022 11:22 am | Published by | Comments Off on Trik Lejitkan Motivasi di Era Pandemi

Oleh Yulian Istiqomah, S.Pd.

Pada awal tahun 2020, khususnya setelah munculnya virus Corona yang berasal dari kota Wuhan di China sejak November 2019, penerapan sistem pembelajaran online menjadi pembicaraan publik di Indonesia. Hingga pada akhirnya, ketika masyarakat Indonesia pun tak luput dari paparan virus yang dikenal dengan Covid-19 ini, sejumlah sekolah dan perguruan tinggi menghentikan proses belajar mengajar (KBM) di kelas guna mencegah penyebaran virus corona, dan menggantinya dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara online.

Di tengah pandemi ini, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mengambil langkah cepat dengan mengeluarkan kebijakan agar lembaga pendidikan di wilayah pandemi memberlakukan pembelajaran online. Mengakui besarnya tantangan pembelajaran online di era pandemi covid-19 ini, Nadiem menuangkan arahannya dalam surat edaran resmi Mendikbud nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran covid-19, pada 17 Maret 2020.q

Mengajar di kelas yang majemuk secara offline atau tatap muka pun membutuhkan perencanaan pembelajaran yang rinci, apalagi dengan sistem PJJ secara online. Setiap kelas memiliki siswa dengan kemampuan yang beragam. Ada siswa yang cepat tanggap, ada yang sedang, ada pula yang termasuk lambat dalam memahami materi pembelajaran. Hal ini membuat guru harus memiliki trik khusus dalam mengajar. Tidak hanya mulai dari penerapan metode pembelajaran dalam setiap Kompetensi Dasarnya (KD), melainkan juga penggunaan media pembelajaran, hingga teknik penilaian yang diterapkan.

Hal inilah yang hingga saat ini masih terus diupayakan oleh seorang guru di MTsN 2 Bantul yang sabar dan telaten dalam memotiasi siswa dalam pembelajaran daring di era pandemi covid-19 ini. Sejak lama ia menerapkan sebuah teknik penilaian yang cukup unik namanya, namun sangat nyata pengaruhnya. Teknik yang ia terapkan ini diberi nama teknik pengayaan Tupo Nikah.Sosok yang kerap disapa dengan sebutan Bu Lian ini, senang menerapkan teknik pengayaan Tupo Nikah ini sejak tahun 2010. Alasannya, mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diampunya membutuhkan konsentrasi dan skill lebih untuk bisa memahami teks dengan baik. Sementera itu, ia merasa daya baca dan daya tangkap siswa terhadap isi teks dituntut harus tinggi agar bisa menyelesaikan soal hots dalam ujian. Berlatih secara rutin menjadi satu-satunya langkah yang diyakininya dapat meningkatkan daya baca dan daya tangkap siswa terhadap teks. Akan tetapi semangat yang kurang dapat menjadi kendala yang signifikan.

Istilah Tupo Nikah merupakan sebuah akronim dari kata tutup (tu), poin (po), nilai (ni) keaktifan (ka), dan harian (h). Jadi Tupo Nikah adalah teknik pengayaan tutup poin nilai keaktifan harian. Teknik pengayaan ini menerapkan sistem pantauan capaian poin siswa dalam proses pembelajaran harian, yang digunakan untuk menambah nilai harian agar menjadi lebih maksimal.

Sesuai dengan standar penilaian, menurut sosok guru honorer yang mengabdi sejak tahun 2005 ini, guru wajib memantau dan memberi nilai pengetahuan, keterampilan, dan pencapaian karakter siswa. Sebagai contoh dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, ia menerapkan penilaian pengetahuan yang diperoleh dari nilai harian (NH) setiap KD, lembar kerja atau tugas, dan poin keaktifan siswa. Poin keaktifan siswa ini dapat diperoleh dari catatan siswa, Pekerjaan Rumah (PR) atau tugas mandiri, Karya (diary, sastra, kliping, essay), kliping, literasi, quiz, dan sikap. Di samping itu, nilai pengetahuan juga diperoleh dari nilai Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Semester (PAS). Kemudian NH, PTS, dan PAS ini akan diakumulasi dengan rumus tertentu (sesuai kesepakatan madrasah persentasenya) sehingga diperoleh nilai pengetahun untuk rapor.

Selain nilai pengetahuan, guru juga wajib memberi nilai keterampilan. Nilai keterampilan diperoleh dari nilai praktik, produk, proses, dan portofolio, Nilai praktik diperoleh dari nilai praktik membaca kreatif berbagai teks. Nilai produk diperoleh dari nilai hasil tulisan siswa (karya tulis) baik fiksi maupun nonfiksi. Nilai proses bisa dilihat dari lembar observasi yang berupa njumlah poin plus atau minus yang dihasilkan oleh siswa selama proses pembelajaran. Nilai portofolio dilhat dari proses hasil tulisan siswa dalam merevisi setiap teks yang dihasilkan dari draft awal hinga menjadi teks yang baik dan benar.

Adapun beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan teknik Tupo Nikah ini yang pertama adalah dengan membuat lembar pantauan Tupo Nikah yang transparan, sehingga semua siswa dapat melihat dan memantau poin serta nilai pencapaian mereka. Contoh format lembar pantauan poin siswa secara rinci dan praktis adalah sebagai berikut. Image_1

Lembar tersebut disusun per kelas, lalu setiap poin yang diperoleh siswa diisikan pada nama masing-masing secara jujur. Misalnya, siswa A menulis kesimpulan materi pembelajaran di buku catatannya, maka siswa tersebut berhak mendapatkan poin 20.  Maka pada namanya dalam kolom yang tertulis materi/KD yang ia tulis diisi angka 20. Demikian seterusnya sehingga pada akhir kolom siswa bisa melihat langsung total poin yang telah ia hasilkan dan sekaligus dapat membandingkan dengan perolehan poin siswa lain. Hal ini tentu dapat menumbuhkan semangat dan jiwa sportif dari siswa. Karakter jujur dan transparan juga dapat diajarkan oleh guru pada siswa melalui proses pengisian lembar pantauan tersebut.

Menurut sosok guru pegiat literasi ini, poin-poin tersebut sifatnya tidak wajib. Akan tetapi, menurut pengalamannya, pada kenyataannya setelah teknik ini diterapkan, siswa yang dianggap belum mencapai target nilai pun menjadi termotivasi untuk melengkapi setiap kolom poin dengan berbagai upayanya. Hal ini merupakan bonus capaian pembelajaran yang dilakukan guru. Sebab tak hanya siswa yang plus yang berhasil termotivasi, tetapi juga siswa yang minus.

Poin-poin tersebut akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan semangat belajar siswa. Guru menjadi akan lebih mudah dalam mengingatkan siswa yang tampak menurun atau kurang bergairah dalam belajar dengan menyebutkan berbagai kolom pada namanya yang masih kosong. Siswa yang sudah baik nilainya pun dapat bersaing untuk mendapatkan predikat sebagai peraih poin terbanyak di kelas agar mendapat reward berupa hadian dari guru. Jadi reward untuk siswa dari guru itu sangat perlu.

Total poin keaktifan harian siswa yang diperoleh selama satu semester dibagi dua untuk membantu nilai pengetahuan dan keterampilan. Capaian poin yang berbeda dari setiap siswa akan membuat nilai harian yang dihasilkan pun berbeda. Faktanya, tidak selamanya siswa yang nilai ulangannya sudah baik (di atas KKM) memiliki poin keaktifan harian yang tinggi. Ada juga siswa yang memiliki nilai harian tiap KD rendah (di bawah KKM) tetapi memiliki poin yang tinggi karena ketekunannya selama proses pembelajaran. Hal ini tentu saja menunjukkan capaian karakter siswa selama proses pembelajaran. Akan tampak mana siswa yang malas, mana yang rajin, mana yang kreatif dan produktif, mana yang tidak, juga terlihat siapa saja siswa yang memiliki jiwa sportifitas yang tinggi.

Meskipun di era pandemi covid-19, Ibu dari dua orang putra ini berpendapat kemudahan komunikasi dan banyaknya media yang dapat digunakan justru semakin membuat siswa bersemangat menambah poin. Mereka tinggal mengcapture teks yang mereka baca atau mereka ketik dan dikirim melalui whatsapp. Ada pula beberapa di antara siswa yang bisa menambah poin tanpa membutuhkan buku tulis. Mereka bisa menggunakan media aplikasi office dalam gawai untuk mengetik dan menyimpan hasil karya.

Semua hal tersebut sejauh ini tampak memuaskan siswa. Siswa menjadi menyadari banyak manfaat positif dari gawai, yaitu sebagai pendukung kreatifitas. Siswa juga merasa guru benar-benar menilai berdasarkan apa yang benar-benar ia lakukan dalam pembelajaran dan bukan hanya nilai bayangan seperti rumor yang sering beredar di kalangan guru seperti saat musim pembuatan rapor tiba.

Keuntungan yang lainnya yang dapat diperoleh melalui penerapan teknik pengayaan Tupo Nikah ini adalah jauh hari sebelum penerimaan rapor, guru sudah bisa menayangkan perkiraan nilai rapor siswa berdasarkan lembar pantauan pencapaian poin dan nilai siswa tersebut. Siswa pun dapat mengantisipasi langkah yang ingin ia tempuh untuk menutup kekurangan nilai atau untuk mendongkak nilai agar lebih maksimal. Guru juga sudah memiliki daftar nilai valid yang autentik untuk dipindahkan pada aplikasi penilaian rapor yang dikehendaki sekolah.

Selain itu, menurut guru yang memiliki lebih dari 22 buku antologi bersama ini, selain dapat mendongkrak semangat dan memotivasi siswa,  dengan adanya kolom karya dan literasi pada lembar poin keaktifan siswa ternyata dapat membuat siswa termotivasi untuk lebih banyak membaca dan berkarya. Hal ini tentu dapat meningkatkan daya baca dan daya tangkap siswa terhadap isi teks bacaan, apapun teks yang ia baca.

Jadi, secara keseluruhan, teknik pengayaan Tupo Nikah ini tidak hanya dapat merangkum hasil pembelajaran, tetapi juga dapat memantau proses pembelajaran. Hasil pencapaiannya luas dan beragam, tergantung kemampuan siswa. Untuk dapat dengan konsisten menerapkan ini, guru harus selalu update data lembar pantauan poin keaktifan siswa setiap pertemuan. Hal yang tidak kalah penting, guru juga harus memiliki kedisiplinan atau tekad kuat untuk segera menuntaskan koreksi Lembar kerja siswa, ulangan harian siswa, hingga memeriksa catatan dan karya siswa untuk bisa segera diinput di dalam lembar pantauan pencapaian poin keaktifan harian siswa.

Teknik pengayaan Tupo Nikah ini sudah diterapkan dan cukup berhasil untuk membuat siswa bersemangat dalam menutup kekurangan nilainya sehingga tidak bingung lagi saat penghitungan nilai rapor, sebab semua sudah ada patokannya. Tidak ada juga istilah ‘Ngaji’ (ngarang biji) sebagaimana yang sering viral di kalangan guru saat penilaian rapor tiba. Penilaian menjadi lebih memuaskan, sebab kegiatan pengayaan dapat tercover dengan baik.

Keterangan:

Karya Essai ini terpilih sebagai Juara III dalam Lomba Menulis Essai Tingkat Tahun 2020 yang diselenggarakan Ruang Siar Guru dan dimuat dalam buku Antologi Esai “Berani Beradaptasi” Yang diterbitkan oleh Farha Publisher (April 2021)

BIOGRAFI PENULIS

Yulian Istiqomah, S.Pd. dilahirkan di Bantul Yogyakarta. Pengajar di MTsN 2 Bantul, pendiri taman bacaan Nur Shahada, Penulis Berita, dan pegiat literasi. Karya fiksi maupun non fiksinya diterbitkan dalam  kurang  lebih 30 buku antologi bersama. Ia pernah meraih Juara 3 Nasional Lomba Essai HGN tahun 2020, dan  Juara 3 Nasional Guru Bahasa Indonesia tingkat MTs tahun 2021. Ia bisa dihubungi melalui e-mail yulianistiqomah84@gmail.com, FB Yulian Istiqomah, dan IG (@yulianistiqomah).

Tags: , ,
Categorised in:

Comment Closed: Trik Lejitkan Motivasi di Era Pandemi

Sorry, comment are closed for this post.