Menjadi Guru di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur
(663 Views) November 30, 2020 10:19 am | Published by PP PPIB | Comments Off on Menjadi Guru di Sekolah Indonesia Kuala LumpurOleh: Deni Kurniawan As’ari | Ketua Umum PP Perkumpulan Pendidik Insan Bangsa (PPIB)
Lahir di Desa Kalirahayu, Losari, Cirebon. Mohamad Alwi Lutfi, M.Pd. merupakan anak seorang petani yang jauh dari harapan untuk mengenyam pendidikan tinggi. Sejak duduk di bangku SMU Negeri 2 Cirebon dia sudah bercita-cita menjadi guru. Alhamdulillah, Allah SWT memberikan jalan kepadanya bisa mengenyam bangku kuliah di UPI pada jurusan PPKn tahun 2001. Kalau pada umumnya mahasiswa tinggal di kost atau asrama maka mengingat situasi dan kondisi ia memilih tinggal di Masjid Nurul Huda, Ledeng secara gratis. Konsekuensinya ia diberi tugas mengelola masjid.
Dalam suatu perkuliahan ia mendengar informasi bahwa ada alumni Civics Hukum UPI yang mengajar di Bangkok (Kang M. Soleh) dan Singapura (Kang M. Alamsyah). Ketika mendengar info itu terbersit dalam dirinya sebuah inspirasi dan cita-cita untuk menjadi guru di Sekolah Indonesia Luar Negeri. Walaupun saat itu kemampuan bahasa Inggris dan prestasi akademiknya tak sehebat teman-teman seangkatan seperti Dikdik Baehaqi Arif, Dedi Mulyadi dan Ai Ida Suraya.
Selain kuliah Alwi aktif dalam kegiatan keagamaan di masjid Nurul Huda, Ledeng dan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung dengan mendapat beasiswa Abdikarya dari Misykat DPU Daarut Tauhid dan Pelatih SSG DT tahun 2005 sampai 2007. Praktis selepas lulus kuliah tahun 2006 tak berusaha untuk melamar atau mencari pekerjaan sebagai guru.
Atas berkat dorongan dan restu sang Ibunda maka ia mencoba mengikuti tes guru bimbingan belajar Ganesha Operation.
“Alhamdulilah saya dinyatakan diterima dan ditempatkan di Karawang Jawa Barat mulai bulan November 2007,” ungkapnya.
Pada penghujung tahun 2008 pendaftaran CPNS sangat memberikan peluang bagi lulusan Civics Hukum UPI. Dia pun mengirimkan pendaftaran dari Karawang ke panitia seleksi CPNS Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Akhirnya, mulai bulan Juni 2009 Alwi ditetapkan menjadi CPNS Guru PKn di SMPN 1 Banjarharjo kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Sesuai latar belakang organisasi dan kegiatan yang diikuti selama tinggal di Bandung, maka di sekolah langsung dipercaya menjadi pembina ekstrakurikuler Pramuka, Baca Tulis Quran (BTQ), dan Seni Kajian Islam.
Tugas lainnya pernah menjadi Urusan Kesiswaan, Pembina OSIS, Ketua Penjamin Mutu Sekolah, Ketua Tim Pengembang Kurikulum Sekolah, dan Ketua KPRI “Keluarga”, dan mengikuti Kegiatan Lomba Guru Berprestasi mewakili sekolah untuk tingkat Kabupaten Brebes pada tahun 2015.
Selain kegiatan di sekolah, ia mengikuti kegiatan pengembangan diri dan perkumpulan organisasi profesi maupun masyarakat. Antara lain pernah mendapat manah menjadi Pengurus MGMP PKn SMP Kabupaten Brebes, sebagai Seksi Umum (2011-2013), sekretaris II (2014-2016), Pengurus Ranting NU Desa Cigedog Kec. Kersana Kab. Brebes, sebagai Sekretaris (2012-2017) dan Pengurus MWC Nahdhatul Ulama Kec. Kersana Brebes, sebagai sekretaris II (2015-2020).
Selain itu Alwi sejak tahun 2012 aktif menjadi penyusun soal UTS, UAS, UKK, dan Ujian Sekolah tingkat kabupaten Brebes. Pad tahun 2014 mengikuti Diklat Instruktur Nasional Kurikulum 2013 Mata Pelajaran PPKn SMP di LPPKS Kemendikbud. Semua kegiatan tersebut dilaluinya dengan semangat walaupun bersamaan dengan melanjutkan kuliah di prodi PKn SPs Universitas Pendidikan Indonesia pada periode 2012-2014.
Alwi sempat mengikuti Lomba Guru Berprestasi tahun 2015 pada tingkat Kabupaten Brebes. Rupanya hasilnya belum sesuai harapan. Namun, ia tak kecewa berlebihan karena merasa masih jauh dari prestasi yang bisa dibanggakan.
Pada hari yang sama dengan pengumuman hasil lomba Guru Berprestasi, melalui facebook guru SMAN 2 Cirebon (Alwi alumni tahun 2001) yang sedang mengajar di Sekolah Indonesia Bangkok mendapat info bahwa kalau ingin menjadi guru SILN, harus menghubungi dan mendaftar ke biro PKLN Kemendikbud.
Alwi berusaha mencari informasinya melalui internet tentang Biro PKLN dan pendaftaran guru SILN. Akhirnya mendapat info tentang surat pengumuman dari BPKLN Kemenidkbud yang dikirim ke Dinas Pendidikan provinsi, hanya ada 1 (satu) formasi untuk guru PKn yang akan ditempatkan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur dengan syarat mengikuti seleksi yaitu berstatus PNS dan Non PNS yang berusia maksimal 48 tahun. Selain itu memiliki pengalaman mengajar minimal 5 tahun. Berikutnya memiliki kualifikasi akademik minimal S-1 Kependidikan, mampu berkomunikasi Bahasa Inggris secara lisan dan tulisan, melampirkan resume (CV), pas foto 4×6 sebanyak 2 lembar, dan sertifikat pendukung, surat Ijin dari atasan langsung.
“Lainya memiliki keterampilan tambahan seperti olahraga, pramuka, seni budaya, keagamaan, prakarya, ICT, dan lainnya,” ujar Alwi.
Setelah ia mendapat ijin dari Kepala Sekolah dan memenuhi syarat lainnya, pada tanggal 16 April 2015 mengirimkan pendaftaran ke BPKLN secara online maupun melalui pos. Berkas sertifikat pendukung yang dilampirkan sama dengan berkas yang disusun untuk mengikuti lomba guru berprestasi di Brebes (termasuk sertifikat-sertifikat penghargaan dan seminar yang pernah diikuti).
Tepat tanggal 12 Mei 2015 Alwi mendapat email undangan seleksi dari BPKLN Kemendikbud dan dinyatakan sebagai salah satu dari 120 Peserta yang dapat mengikuti seleksi Calon Pendidik SILN Tahun 2015.
Pada hari Kamis-Sabtu tanggal 28-30 Mei 2015 dia pun mengikuti Seleksi di Hotel Century Park, Senayan Jakarta. Untuk PKn, ada delapan peserta yang berasal dari berbagai provinsi (Kalimantan Selatan, Jawa Tengah, Banten, Jawa Barat, Sumetara Selatan, Sulawesi Selatan, dll). Tes seleksi terdiri dari Tes tertulis (bobot 40%), terdiri dari tes potensi akademik, psikotes, pedagogik, dan Bahasa Inggris. Berikutnya Micro teaching (bobot 40%), peserta seleksi menyiapkan RPP Kurikulum 2013 dengan alokasi waktu 15 menit. Adapun wawancara (bobot 20%), menyangkut empat kompetensi guru dan motivasi mengikuti seleksi.
Dia meceritakan proses seleksinya. Pada hari pertama, diawali pembukaan dan tes tertulis. Pada hari kedua, micro teaching dan wawancara, di sela-selesa seleksi tersebut diumumkan hasil tes tertulis (lembar jawaban dan nilai diserahkan ke peserta), sehingga semua peserta langsung mengetahui nilai tes tertulisnya. Pada hari ketiga, pulang ke daerah masing-masing.
“Saat seleksi tidak ada perasaan bersaing atau kompetisi, karena dari delapan peserta yang mengikuti tes untuk PKn, ada alumni UPI juga yaitu Kang Alam (M. Alamsyah, itulah pertama kalinya saya bertemu dengan beliau) dan Kang Deni Surya Permana (mantan Presiden HMCH). Di sela-sela proses seleksi wawancara, kami sempat bercengkerama dan mendapatkan motivasi dari Kang Alam,” paparnya.
Tiga minggu selepas tes (pertengahan Juni 2015), hasilnya diumumkan di website http://www.silnkemendikbud.org dan rupanya Alwi dinyatakan lulus seleksi dan akan ditugaskan mulai 1 Juli 2016. Akhirnya Ia pun melengkapi berkas-berkas keberangkatan ke luar negeri. Berkas tersebut antara lain SK CPNS sampai terakhir, DP3, FC. Ijasah terakhir, formulir permohonan Paspor Baru (PNS menggunakan paspor dinas berwarna biru), dan SK Dipekerjakan dari Bupati.
“Alhamdulillah untuk persyaratan point a-d lancar tidak menghadapi kendala. Tapi untuk memperoleh SK PNS yang dipekerjakan dari Bupati sangat luar biasa,” terang Alwi.
Istilah PNS yang diperbantukan dan dipekerjakan Sesuai PP No. 9 Tahun 2003, PNS yang diperbantukan adalah PNS yang melaksanakan tugas di luar instansi induknya yang gajinya dibebankan pada instansi yang menerima perbantuan. Sedangkan PNS yang dipekerjakan adalah PNS yang melaksanakan tugas di luar instansi induknya, namun gajinya tetap menjadi beban instansi induknya dan pembinaan kepegawaian pun dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi induknya.
Proses birokrasi dalam pembuatan SK PNS dipekerjakan yang ia alami sekitar 6 bulan (Januari-Juni 2016 dengan mengikuti prosedur dari BKD Kabupaten Brebes, mulai pembuatan kembali surat izin kepala sekolah, kepala dinas pendidikan kabupaten Brebes, sampai Nota Dinas dari BKD ke Bupati kabupaten Brebes. Pertengahan Juni 2016 SK PNS Dipekerjakan dari Bupati dikirimkan ke BPKLN. Dia berpikir akan berangkat sesuai rencana yaitu 1 Juli 2016, ternyata butuh proses lagi yaitu SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk dasar mengajukan izin ke Kementerian Sekretariat Negara dan Kementerian Luar Negeri untuk pembuatan Paspor Dinas, dan visa dari Kedutaan. Semua proses di tingkat Kementrian dan Kedutaan diurus oleh Biro PKLN Kemendikbud.
Tanggal 29-31 Oktober 2016 dirinya mengikuti orientasi pendidik sekolah luar negeri di Jakarta yang diikuti oleh 35 calon guru yang akan mengajar di beberapa SILN (Moscow, Kairo, Singapura, Yangoon, Bangkok, Makkah, Riyadh, Jeddah, dan Kuala Lumpur, dan Kota Kinabalu), langsung dilanjutkan sampai tanggal 3 November 2016 Diklat Pengajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) pada Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Kemendikbud di Sentul Bogor.
“Alhamdulillah, tanggal 29 November 2016 berangkat tugas ke Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Saya menjadi pengajar di SIKL selama tiga tahun sampai akhirnya penghujung tahun 2019 kembali ke tanah air dan mengajar di SMP Negeri 1 Bangunharjo, Brebes,” ujar Pengurus Pusat Ikagumi ini.
Alwi berharap semoga banyak yang menyusul dirinya mengajar di luar negeri karena pengalaman yang luar biasa. Menurutnya ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mendaftar seleksi adalah yaitu memiliki keahlian selain mengajar mata pelajaran PPKn (seni, IT, keagamaan, pramuka, prakarya, pencak silat, dll), dibuktikan dengan sertifikat dan piagam penghargaan. Berikutnya sering buka laman kemendikbud, selama dua tahun ini seleksi guru di Luar Negeri dilakukan oleh dua pihak, yaitu Dirjen Dikdas GTK dan BPKLN Kemendikbud. Untuk Dirjen Dikdas GTK penempatan di CLC (Community Learning Centre di Ladang-ladang perkebunan Malaysia), sedangkan BPKLN untuk SILN yang ada di kota-kota besar 15 negara). Berikutnya meminta izin dan restu keluarga (orang tua terutama sang Bunda, isteri, dan anak), nanti kalau diterima anak isteri akan dibawa ke tempat tugas. “Terakhir tentu saja mesti ada izin dari Kepala Sekolah/Dinas Pendidikan setempat. Kalau Non PNS cukup izin Kepala Sekolah,” pungkasnya.
***
Comment Closed: Menjadi Guru di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur
Sorry, comment are closed for this post.